Pages

Sabtu, 09 Mei 2015

Sebuah Novel Remaja yang Sarat Nilai

Judul buku: Paper Town
Jumlah halaman: 360 halaman
Penulis: John Green
Tahun terbit: September  2014
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN13: 9786020308586
Quentin Jacobson adalah pelajar berusia tujuh belas yang telah jatuh cinta pada tetangganya, Margo Roth Spiegelman, hampir di sepanjang hidupnya. Gadis populer di sekolah mereka, sebuah SMA di Central Florida, yang cantik, cerdas, keren, dan berkharisma. Mereka telah saling mengenal sejak kecil, dan kedua orang tua mereka berteman baik. Tetapi setelah seseorang mati di Jefferson Park, Margo tidak pernah lagi mendekati Quentin.
           Quentin adalah seorang pelajar yang cerdas dan patuh. Kedua orang tuanya adalah terapis dan Quentin tumbuh dalam lingkungan yang sehat serta jauh dari segala bentuk kenakalan apa pun. Tetapi ketika suatu malam Margo muncul secara tiba-tiba di jendelanya dengan sederetan rencana petualangan, dan memintanya menyetir untuk dirinya, Quentin tidak bisa menolak. Menyetir mobil milik ibunya, Quentin resmi menjadi partner in crime Margo dalam semalam. Maka malam itu, Quentin dan Margo berkendara di seluruh kota, membalas dendam pada orang-orang yang menyakiti mereka, dan menerobos masuk ke Sea World untuk melakukan segala macam kegilaan yang tidak mungkin terjadi di hari-hari yang lain, dan baru pulang menjelang pagi. Quentin pikir, hubungannya dengan Margo telah membaik dan dia mulai berharap lebih. Tapi ketika datang ke sekolah pagi itu, Margo malah menghilang sama sekali. Gadis itu tidak bisa ditemukan di mana pun. Margo benar-benar hilang!
Berat sekali untuk pergi—sampai kita pergi. Dan kemudian itu menjadi tindakan termudah di  dunia (hal. 262).
Maka Quentin akhirnya memutuskan untuk menemukan Margo, berbekal petunjuk-petunjuk kecil yang tampaknya sengaja ditinggalkan gadis itu untuknya. Margo yang sudah kerap kali kabur dari rumah, membuat orang tuanya cemas sekaligus tidak. Tapi Quentin bertekad akan menemukan Margo apa pun yang terjadi. Ditemani oleh dua sahabatnya: Ben Starling yang lucu dan sangat solider, dan Radar yang cerdas dan merupakan seorang pengelola situs sejenis Wikipedia, ketiganya bertualang memecahkan kode-kode Margo, melintasi kota-kota kertas yang mungkin menyembunyikan Margo beserta rahasianya.
Menurutku mungkin alasan aku merasa takut adalah karena aku berusaha menyiapkan diri, melatih tubuhku menghadapi ketakutan sebenarnya ketika hal itu datang (hal. 162).
Paper Town adalah  buku ketiga karya John Green yang sukses dengan buku The Fault In Our Stars. Dituliskan dengan narasi yang memikat namun tetapi dengan gaya pengisahan yang sangat khas remaja, sulit rasannya melepaskan buku ini sebelum menyelesaikannya. Misteri hilangnya Margo ditulis dengan cermat dan menegangkan. Pembaca akan tersesat bersama Quentin dalam petualangannya menemukan Margo lewat kode-kode yang ditinggalkannya.
… karena menurutku itulah tepatnya yang diinginkan Whitman. Agar kau tidak menganggap Song of Myself hanya sekadar puisi tetapi sebagai cara untuk memahami orang lain. … Aku memang berpendapat bahwa ada beberapa hubungan menarik antara puisi di Song of Myself dan Margo Spiegelman—semua karisma liar dan hasrat berkelana itu. tapi sebuah puisi tidak bisa menjalankan tugasnya kalau kita hanya membaca cuplikan-cuplikannya”  (Quentin: 186).
John Green tidak saja mengetengahkan hubungan sosial para remaja, tetapi mengungkap sisi psikologis remaja yang semestinya senantiasa menjadi perhatian para orang tua. Meski lebih ringan dari Looking For Alaska—buku pertama John Green—Paper Town tetap menghibur dan memikat dengan segala kelucuan, misteri, dan romantismenya. John Green adalah seorang penulis dialog yang jenius. Cerdas, segar, dan humoris pada saat yang sama. Menyisipkan filosofi-filosofi yang cerdas tapi mudah dipahami remaja, membuat buku ini bukan sekadar cerita cinta remaja biasa. John Green mengajak remaja untuk menemukan jati diri, merenungi hal-hal mendasar tentang menjalani hidup, menjaga persahabatan, menumbuhkan cinta, dan merawat kekeluargaan. Benar-benar sebuah novel remaja yang sarat nilai.
Diakhiri dengan twist yang mengejutkan, Paper Town mengingatkan kita pada kekuatan tersembunyi dan menakutkan di dalam diri seorang remaja. Novel yang telah difilmkan dan akan rilis pada Juni mendatang ini, juga seolah hadir untuk mengingatkan para orang tua akan peran mereka sebagai pendamping utama putra-putri mereka di masa remaja mereka yang kritis. [RAY]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar