Pages

Senin, 29 Desember 2014

Dare To Say #1: Unfriend You

Judul buku: Unfriend You
Penulis
Editor: 
Jumlah halaman: 286 halaman
Tahun terbit: Juni 2013 286 pages
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 9780780648 (ISBN13: 9789797806484)

Tentang seorang gadis yang biasa pindah-pindah sekolah gara-gara orang tuanya yang sering dipindahtugaskan ke berbagai kota sehingga membuatnya sulit memiliki teman. Disekolah barunya jadilah dia sebagai salah satu clique yang sangat populer seantero sekolah bareng Aura dan Milani. Yang tadinya dia hanya itik kemudian dirubah menjadi angsa oleh Aura. Yang belakangan diketahui ternyata Katrissa pernah menyelamatkan Aura di 'Pojok Derita' dulunya makanya dia baik dan menjadikan Katrissa sebagai salah satu gengnya, disini gak tau sih ya Aura itu udah jadi angsa terkenal atau belum, gak dijelasin juga.

Kamis, 21 Agustus 2014

Bilamana Kau Jatuh Cinta Kepada Sahabatmu

Judul buku: Refrain
Jumlah halaman: 318 halaman
Penulis: Winna Efendi
Tahun terbit: 1 September 2009
Penerbit: Gagas Media
ISBN: 9797803627 (ISBN13: 9789797803629)

        Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.
Ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa. Tentang sahabat sejak kecil, yang kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Sayangnya, di setiap cerita harus ada yang terluka.
Ini barangkali hanya sebuah kisah cinta sederhana. tentang tiga sahabat yang merasa saling memiliki meskipun diam-diam saling melukai.
Ini kisah tentang harapan yang hampir hilang. Sebuah kisah tentang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena persahabatan itu sendiri.

[Prolog]

Jumat, 08 Agustus 2014

Remember When [A Review]


Judul Buku: Remember When
Jumlah Halaman: 260 halaman
Penulis: Winna Efendi
Editor: Samira & Gita Romadhona
Tahun Terbit: Maret 2011
Penerbit: Gagas Media
ISBN: 9797804879 (ISBN13: 9789797804879)

        Moses dan Adrian yang bersahabat sejak kecil (mereka bahkan sudah bertemu sejak lahir), jatuh cinta pada sepasang sahabat, Freya dan Gia. Moses yang nerd, ketua OSIS teladan, menyukai Freya yang juga kutu buku dan superserius dalam hal akademik. Sedang Adrian yang ganteng, tinggi, jago basket, dan setiap pagi mendapat banyak ungkapan cinta dari penggemar di lokernya, naksir Anggia yang ramah, ceria, cantik, dan tipe idaman hampir semua cowok di sekolah. Kecanggungan Moses dan kepercayaan diri Adrian berakhir bahagia. Moses jadian dengan Freya, dan Adrian jadian sama Anggia. Tapi, kisah yang sebenarnya baru dimulai semenjak itu.

Senin, 14 Juli 2014

A Reading Story of Menjadi Djo by Jannahkey

Dari awal melihat cover dari novel menjadi Djo, dengan layangan merah yang ditarik seorang anak serta temannya yang lain dengan kulit yang amat eksotis, saya sudah mebayangkan bahwa novel ini merupakan novel kisah perjuangan anak-anak dalam meraih cita-citanya, atau mungkin kisah anak-anak yang miskin mencoba mengarungi kesulitan hidupnya, entahlah. Pada intinya sekilas melihat cover dan judulnya yang terfikir dalam benak saya hanyalah Perjuangan!
Novel ini dibagi menjadi 3 part. Part satu awal tahun 1960-an merupakan masa–masa yang amat manis menurut saya. Kepolosan A Guan keturunan Tionghoa yang berteman dengan Yanto yang merupakan Pribumi sangat manis digambarkan oleh penulis. Karena pada saat itu Tionghoa dianggap berbeda dengan Pribumi. Permasalahan Rasisme membuat orang-orang

Rabu, 09 Juli 2014

Menjadi Djo, Sebuah Review

Judul buku: Menjadi Djo
Jumlah halaman: 296 halaman
Penulis: Dyah Rinni
Tahun terbit: 22 Mei 2014
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN13: 9786020304472

         “Apa hanya karena lahir di Indonesia, otomatis kita menjadi orang Indonesia? Kalau begitu, bukankah aku berhak disebut sebagai orang Indonesia juga?Tetapi tidak. Hanya karena kulit kami yang berbeda, seumur hidup keberadaan kami akan selalu dipertanyakan. Apakah kami setia? Apakah kami akan membelot?Apakah kami akan menjual negara ini? Ataukah karena hati kita di Indonesia, kita berhak disebut orang Indonesia?

Senin, 17 Maret 2014

Benarkah VERSUS "Another Version of Mengejar Matahari"?


Saya membeli VERSUS Februari silam. Saya membeli ini sebagai referensi untuk cerita yang akan saya tulis. Novel karangan Robin Wijaya ini membuat saya sangat terkesan dengan blurb-nya. Sebelumnya, saya sudah membaca novel Robin Wijaya. Before Us. Bukan favorit saya. Tapi saya tidak kapok untuk membaca karya Robin. Apalagi, blurb novel ini sangat menjanjikan. Lalu apakah saya kecewa lagi? Exactly! Saya kecewa untuk kedua kalinya. Tapi yang kedua sedikit lebih parah. Buku Robin yang saya baca sebelumnya adalah rekomendasi seorang kawan virtual yang sering berdiskusi dengan saya seputar penulisan novel. Dan suatu hari, teman virtual saya yang lain, mengirimi saya

Sabtu, 15 Maret 2014

Perahu Kertas [Seperti Potongan Fragmen yang Disatukan dengan Terburu-Buru]


T.E.L.A.T.B.A.N.G.E.T!
     Iya banget, emang. Nonton Perahu Kertas baru minggu lalu. Itu juga, setelah film itu mengendap (mungkin) berabad-abad lamanya di dalam folder Watching List gue. Bukunya baru dibaca 2011 silam, padahal terbitnya 2008. Keliatan banget ya, kalau gue tipikal pengikut hype trend. Okay, let's just forget 'bout that and spill out my random thought 'bout  this Perahu Kertas.

       
        Bukan salah kita sepenuhnya kalau kita suka ngebandingin sebuah film dari novelnya--ini hanya berlaku untuk novel yang dialih wahana, ya. Meski bahasa verbal dan bahasa visual, konon, punya interpretasi beda, tetep aja, comparing those things each other itu nggak bisa dihindarin.