Saya membeli VERSUS Februari silam.
Saya membeli ini sebagai referensi untuk cerita yang akan saya tulis. Novel
karangan Robin Wijaya ini membuat saya sangat terkesan dengan blurb-nya.
Sebelumnya, saya sudah membaca novel Robin Wijaya. Before Us. Bukan favorit
saya. Tapi saya tidak kapok untuk membaca karya Robin. Apalagi, blurb novel
ini sangat menjanjikan. Lalu apakah saya kecewa lagi? Exactly! Saya
kecewa untuk kedua kalinya. Tapi yang kedua sedikit lebih parah. Buku Robin
yang saya baca sebelumnya adalah rekomendasi seorang kawan virtual yang sering
berdiskusi dengan saya seputar penulisan
novel. Dan suatu hari, teman virtual saya yang lain, mengirimi saya
Senin, 17 Maret 2014
Sabtu, 15 Maret 2014
Perahu Kertas [Seperti Potongan Fragmen yang Disatukan dengan Terburu-Buru]
T.E.L.A.T.B.A.N.G.E.T!
Iya banget, emang. Nonton Perahu Kertas baru minggu lalu. Itu juga, setelah film itu mengendap (mungkin) berabad-abad lamanya di dalam folder Watching List gue. Bukunya baru dibaca 2011 silam, padahal terbitnya 2008. Keliatan banget ya, kalau gue tipikal pengikut hype trend. Okay, let's just forget 'bout that and spill out my random thought 'bout this Perahu Kertas.
Langganan:
Postingan (Atom)