Pages

Kamis, 23 Mei 2013

Cinta Kamu, Aku [Sebuah Resensi]

Judul: Cinta Kamu, Aku (Ini Bukan Drama Radio)
Penulis: Irfan Ihsan
Penyunting: Rina Wulandari
Penerbit : Noura Books
Tebal halaman : 320 halaman
Tahun terbit : Februari 2013

 Aan bertemu Risha untuk pertama kalinya, di studio Flash FM. Di malam Minggu, saat Aan membawakan program bertajuk Pengin Request—yang tidak lain adalah satu-satunya program yang diasuhnya. Risha datang—karena sebuah kesalahpahaman dengan manajernya yang tiba-tiba tidak bisa dihubungi—untuk melakukan wawancara dengan Flash FM.
 Dilihat dari sisi mana pun, Aan bukan pasangan yang serasi untuk Risha. Penyiar radio dengan air time pas-pasan—yang merasa berat untuk menanggung biaya kosan sebulan dan sering mengutang di warung depan kantor—untuk seorang penyanyi solo cantik dan berprestasi. Benar-benar bukan pasangan yang serasi. Tapi Aan memiliki apa yang "diinginkan" Risha. Kehangatan. Kehangatan itu juga dimiliki orang-orang yang dicintai Aan, yang kemudian disayangi Risha. Dan, cinta, selalu memiliki cara untuk bertahan di antara dua orang yang "pantas bersama", lalu mengubah hidup keduanya dengan cara yang tak terduga.

Cinta Kamu, Aku, mengilustrasikan dunia broadcasting dengan sangat nyata dan hidup. Tentang a life behind the radio, betapa beruntungnya penyiar dengan air time yang banyak, bagaimana seorang penyiar bisa menggawangi program di waktu-waktu dengan jumlah pendengar yang banyak, bagaimana karir broadcast seseorang bisa mencapai puncak. Itu menjadi poin plus untuk novel ini.  
Kejadian-kejadian yang dialami tokoh-tokohnya sangat familiar dan dialog-dialog antartokoh-nya ringan. Sangat "bergaya sehari-sehari", sehingga mengaburkan batas fiksi dan realita dalam cerita. Kehadiran tokoh-tokoh real sebagai bumbu interaksi antartokoh seperti Dewi Sandra dan Tompi juga membuat saya "meraba-raba", mungkinkah ini kisah nyata seseorang? Media penyampai pesan moralnya pun adalah seorang tokoh yang unik, yakni kakek Aan—sang tokoh utama, yang blak-blakan namun berkarakter lugu—yang sangat khas pria lewat paruh baya. 
Saya sangat menyukai konsep cerita-nya yang—karena judulnya diberi tagline "Ini Bukan Drama Radio"—didesain mirip skrip drama. Di setiap chapter, ada subchapter berisi adegan-adegan pendek yang menceritakan aktivitas tokoh yang berbeda di waktu yang sama, namun, di tempat yang berbeda. Sebuah konsep yang unik. Konsep ini juga menjadikan Cinta Kamu, Aku sangat filmis.
 Finally, Cinta Kamu, Aku, adalah sebuah cerita sehari-hari yang ringan dan menghibur. Cocok dibaca remaja dan kalangan dewasa muda. [NA]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar